Ini Hijab Pertamaku, Kamu? (2): Jilbab Ronaldo
Hampir pukul 11 siang. Masih ada waktu dua jam sebelum pelajaran pertama dimulai. Hari ini aku berjanji untuk mengerjakan PR PPKn bersama di rumah Ica. Setelah berpisah dengan Diwan di pintu gerbang, aku bergegas menyusuri jalan kecil yang menghubungkan sekolah dengan rumah sahabat baruku. Meski letaknya tidak jauh, tapi terlalu banyak gang berkelok disini. Sialnya lagi, aku adalah makhluk yang tidak pandai mengingat jalan. Kusahakan untuk berkonsentrasi penuh menentukan belokan mana yang harus dilalui pertama dan kemudian. Meski sesekali harus rela membagi konsentrasi hanya untuk mengucapkan 'punten' kepada warga sekitar. Lagi, beberapa ibu yang berkumpul ria tampak lebih antusias meneliti seragam pendek si pelempar salam ketimbang menjawabnya. Tapi aku tidak peduli. Atau mencoba untuk tidak peduli lebih tepatnya. Udah biasa, udah kebal. Hanya berselang tujuh menit, rumah sederhana bercat hijau itu kutemukan. Teras berlantaikan keramik merah marun yang tertimpa cahaya mat