Senyumi Diri Sendiri, Kenapa Tidak?
"...and now we are pleased to welcome the head of Chios University..."___
Husayin, teman Gambia yang baru kukenal sepintas lalu tampaknya tertidur pulas di kursi audiens, selang satu kursi sebelah kiri dari tempat aku duduk. Suara dengkuran pelan sesekali terdengar aneh di telingaku. Sepertinya ia sangat lelah hari ini. Yah, wajar saja. Ujian TOMER apalagi konusma (re: speaking test) bukanlah sesuatu yang patut disepelekan. Apalagi bagi mahasiswa asing seperti kami ini.. kalau judulnya sudah tes berbicara, tak ubahnya bujang yang mau melamar anak pak haji. Aa.. ii.. eemh.. #tet tot! Dan waktu pun habis :P
Meskipun judulnya kegiatan semi internasional (karena melibatkan peserta dari Yunani) ruangan seminar hari ini tampak cukup lengang. Setiap kami duduk di tempat yang kami inginkan. Masing-masing lima atau enam dosen di deret kursi paling depan di kolom kiri dan kanan. Penuh di deret kedua dan ketiga. Hanya dua atau tiga peserta di deret tertentu dan selebihnya kosong. Cagir, salah satu mahasiswa master di departemen kami tampak sibuk dengan DSLR di tangannya. Sigap jepret sana sini. Sesekali ia membenarkan posisi kacamata hitam di kepalanya yang sebenarnya baik-baik saja. Seorang lelaki baya juga tak mau kalah dengan kamera tangan mininya, berusaha merekam setiap peserta yang hadir dalam acara. Aku hanya terkekeh pelan ketika dua orang staf kampus berambut putih di depanku berlomba mengacungkan dua jari pada handycam yang telah dua atau tiga deret jauh di depan. Kakek.. kakek.. ini mungkin ya yang disebut dengan semangat 'selalu' muda XD.
Kudapati Husayin sudah terjaga dari tidur super singkatnya saat dosen dari Yunani memulai presentasinya. Semua orang tampak terkesiap mendengar penuturan yang akan disampaikan sang tamu. Kecuali tiga mahasiswa laki-laki dari Yunani (dilihat dari perawakannya) yang sedari awal tampak asik mengobrol dengan antar mereka.
satu menit..
dua menit..
lima menit..
sepuluh menit..
Lagi. Aku tersenyum lebih pada diriku sendiri. Beruntung Usman atau peserta lain tidak memperhatikanku. Aneh sekali untuk tersenyum di momen yang sama sekali tidak memiliki bagian yang lucu untuk ditertawakan atau disenyumi. Terutama dalam kegiatan resmi seperti saat ini.
Ternyata, dialek bahasa Inggris orang Yunani sedikit mirip dengan dialek Inggris-Spanyol ya.. Dan aku pun tersenyum.
Di saat bersamaan, ingatanku kembali ke masa TOMER setahun lalu saat kami sering bercengkrama dengan Andres atau Juan. Saling bercerita tentang hal-hal konyol di kelas. Dan aku pun kembali tersenyum.
Mungkin setiap negara punya dialek Inggris yang sebenarnya jauh.. jauh berbeda satu dengan lainnya, tapi entah kenapa aku bisa memahami perkataan mereka. English-Cina, Taiwan, Philiphines, Japan, British, India, Pakistan, Malaysia, Turkish, American, Australian, Arabian, African..
Eh, kok bisa? sejak kapan Er? Dan aku pun tersenyum..
Saat mataku kembali tertuju kepada tiga Yunanian di depan, batinku seolah tak mau berhenti bertanya. Kok kamu tahu mereka orang Yunani dan bukan orang Turki? Sepintas mirip loh. Malah seharusnya mirip banget. Dan lagi, untuk kesekian kalinya bibirku tidak bisa tidak untuk tersenyum.. :))
" Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.." (Al Hujurat:13)
MashaaAllah.. Alhamdulillah ya Rabb. Bagiku ini semua adalah anugerah. Jika kita mau untuk melihat dan memahami lebih dalam, ternyata begitu banyak hal yang patut kita syukuri. Adalah ego kita sebagai manusia yang seringkali tidak bisa menghargai sesuatu yang begitu besar di sekeliling kita. Kurangi, kecilkan egomu, maka kau akan tahu arti mensyukuri.
Gambar diambil dari: Kompasiana.com |
PS: Salahkan diri anda jika anda pun ikut tersenyum ;).
Comments