Posts

Showing posts from January, 2018

Cerpen: SEIRIS PRASANGKA (extended version)

Image
Puan önemli değil , g eçer önemli. Nilai tidak penting, lulus yang penting. Yes! U jian akhir semester dua benar-benar rampung juga akhirnya. Lega sekali . Seolah berhasil mengangkat batu super besar dari kepala. Selesai ujian dan lulus. Apalagi kado terindah bagi mahasiswa selain ‘ujian selesai dan lulus’? Alhamdulillah, anggap saja ini sebagai berkah menjelang Ramadhan di negeri orang , batinku haru .   Seperti yang telah direncanakan jauh-jauh dulu, hari ini k ami—aku, Alona dan Shafya—akan belanja ke pasar harian di kawasan Cankaya-K onak . Menghadiahi diri atas perjuangan panjang menempuh ujian; belanja ala wanita. Sejujurnya tubuhku lelah sekali. Badan rasa remuk redam tak k a ruan. S ejak tiga hari terakhir aku dan beberapa kawan Indonesia lain disibukkan dengan agenda organisasi pelajar. Tapi apa daya? Janji telah terpatri, terutama kepada Shafya. “ A yolah, Fira. Ikut, yuk ! Temani. Aku bosan sekali di asrama. Aku stres dengan semua ujian ini. You know tha

Kapan Nikah, Er?

Image
"Kenapa belum nikah?" "Kapan nikah?" "Ditunggu ya undangannya?" z . zz . zzz.. Cung yang sering dapat pertanyaan batman super menyebalkan seperti itu? Biasanya sih, beberapa kawan perempuan seusia saya kerap kali tjurhat pajang kali lebar dan tinggi kalau udah nyinggung masalah beginian. Hihi. Maklum, sensitif. Adek-adek yang masih imut dan ngaku polos tapi senyam-senyum sendiri baca tulisan ini, nanti kalian akan paham kok perasaan yang saya maksudkan. Kamu sebel ya, Er, kalau ditanya begituan? Generally asking , mahasiswa tingkat akhir mana sih yang  happy ditodong pertanyaan 'Kapan sidang?Kapan wisuda?' saat kebanyakan kawan seangkatannya udah banyak yang lulus dan bekerja? Belum lulus bukan berarti you do nothing , kan? Unless you really mean to act such way . Tapi saya yakin sih enggak. Minimal karena perasaan malu, kamu bakal diam-diam berusaha lebih keras, bukan? Nge-lab lebih serius. Baca referensi lebih banyak. Begad

Belajar Memahami Kamu

Image
Hmm.. jadi ceritanya dalam dua bulan terakhir ini habis baca dua buku yang qadarullah dua-duanya berhubungan dengan ilmu psikologi. Yummy ! Buku apa sajakah itu? Satunya novel *tetep* Bulan Nararya karya Sinta Yudisia (btw buku ini keren banget, baca juga ya kalau sempet) dan satu lagi STIFIn Personality-nya Farid Poniman (ini juga nggak kalah kece). Sebenernya dari dulu saya suka sih baca-baca buku dengan genre semacam ini. Cuma.. makin kesini, seiring bertambahnya usia , rasa suka itu kayanya makin bertambah-tambah; belajar tentang kamu ternyata begitu menyenangkan 😂. Kenapa ya? Apa karena mempelajari psikologi berarti mengenali fitrah diri sebagai manusia, makanya jadi terasa mengasyikkan? Atau karena tebakan psikologi cenderung benar? *eh Yang jelas, apapun alasannya, membaca buku memang selalu sukses membuat teko otak kita penuh ilmu. Kalau pun susah penuh, ya paling nggak keisi dikit-dikit lah. Jadi kalau tekonya bocor atau luap yang keluar ilmu, bukan emosi. Isi bukun