Cerpen: SEIRIS PRASANGKA (extended version)
Puan önemli değil , g eçer önemli. Nilai tidak penting, lulus yang penting. Yes! U jian akhir semester dua benar-benar rampung juga akhirnya. Lega sekali . Seolah berhasil mengangkat batu super besar dari kepala. Selesai ujian dan lulus. Apalagi kado terindah bagi mahasiswa selain ‘ujian selesai dan lulus’? Alhamdulillah, anggap saja ini sebagai berkah menjelang Ramadhan di negeri orang , batinku haru . Seperti yang telah direncanakan jauh-jauh dulu, hari ini k ami—aku, Alona dan Shafya—akan belanja ke pasar harian di kawasan Cankaya-K onak . Menghadiahi diri atas perjuangan panjang menempuh ujian; belanja ala wanita. Sejujurnya tubuhku lelah sekali. Badan rasa remuk redam tak k a ruan. S ejak tiga hari terakhir aku dan beberapa kawan Indonesia lain disibukkan dengan agenda organisasi pelajar. Tapi apa daya? Janji telah terpatri, terutama kepada Shafya. “ A yolah, Fira. Ikut, yuk ! Temani. Aku bosan sekali di asrama. Aku stres dengan semua ujian ini. You know tha