Ramadhan di Turki (2): Tarawih
Kurasa ini adalah satu-satunya mesjid terbesar di daerah Bornova. Yang lokasinya paling dekat dengan rumah Mas Agus dan tentu saja dekat juga dengan asrama kami. Mesjid berlantai tiga dengan cat dominan biru ini dibangun dengan gaya Selcuk; atap mesjid berbentuk kotak dengan sedikit atau tanpa kubah. Demi merasakan sensasi tarawih di Turki, aku dan si kembar-ketemu-besar (Nae-Hida) memutuskan untuk menginap di rumah keluarga Mas Agus. Lebih aman kalau-kalau pulang tarawih terlalu malam. Lumayan, bisa sekaligus ikut sahur gratis ala Indonesia juga, hihi. Kumandang adzan Isya sudah berlalu sejak sepuluh menit yang lalu. Sementara Iffah, putri sulung Mas Agus, masih berkutat dengan sandalnya. Bingung memilih antara sandal warna putih atau coklat yang sama-sama tampak kekecilan di kakinya. Hida menunggu di bagian bawah tangga sementara aku terpingkal geli berusaha menenangkan Mba Silvi yang mengomeli Iffah dengan sandalnya. Untunglah pilihan segera jatuh pada sandal coklat milik F