Diam yang Menghangatkan



Nunggu. Ngelamun. Galau. Di halte. Tapi yang ditunggu tak kunjung datang.

PSBB. Besok harusnya udah ramadhan. Tapi vibe nya nggak kerasa. Apa kebanyakan dosa? Atau terlalu sibuk ngurus perkara dunia?

Makin galau. Bimbang. Bingung sebenernya. Maju kena. Mundur kena. Harus gimana?

Jalanan gelap. Lampu temaram. Seseorang datang mendekat. Berdiri mematung. Menjaga jarak. Mungkin nunggu angkot juga. PSBB malam hari tak sesunyi yang kukira.

Mereka jahat. Dia terlalu polos. Kami terjebak. Tak bisa bergerak. Apa solusinya?

Malu luar biasa. Iba. Nggak tahu harus gimana. Mata terpejam. Kepala tertunduk dalam. Pucuk-pucuk sepatu beradu silih berganti.
Kenapa semuanya jadi begini?

"Ibu belum pulang?"

Suara itu menyapa datar. Berjaket hitam. Tinggi semampai. Sehelai masker terjuntai. Bergeming di sana. Menatap lirih dari ujung mata. Sejak kapan?

"Hm. Belum. Angkotnya.. jarang." Entah angkot mana. Aku hanya menunggu pikiran usai.

Dia berpindah tempat. Menatap dengan cara serupa. Iba.

"Saya lg pusing." Menyungging senyum tak nampak. Berharap jadi jawaban.

Ia mengangguk pelan.
Menatap jalan.

Hening.

Geming.

Tenggelam dalam pikiran masing-masing.



Comments

Popular posts from this blog

Hati-hati dengan (kriteria) Pria Turki !

Perempuan Indonesia di Mata Laki-laki Turki

Lelaki Turki

Cari Jodoh Orang Turki?

MashaAllah ala Turki vs Indonesia