Hayati Lelah Bang.


Setiap orang punya jatah sehari 1x24 jam. Ketika banyak aktivitas yang harus dilakukan, waktu segitu terasa kurang nggak sih? Kalau saya ngerasa kurang, pake banget.

Gila, 24 jam kamu ngapain aja, Er? Sampe kerasa kurang.
Ya banyak hal pokoknya. Dari yang wajib, wajib banget, sampai super wajib. Kalau mau dipetakan satu-satu apa aja kewajiban hidup kita dalam setiap fungsi dan perannya (berat berat) saya yakin temen-temen juga akan ngerasa bahwa waktu yang kita punya memang kurang.

Kewajiban nuntut ilmu dan terus belajar.
Kewajiban mengupgrade skill diri.
Kewajiban mengamalkan ilmu yang dipunya.
Kewajiban memuliakan keluarga dan tetangga, yang mana poin ini kalau dijabarkan turunannya banyak juga.
Kewajiban mendidik anak (bagi mamak dan bapak), yang khusus bab ini, bahkan jadi full time mommy juga masih kurang rasanya.
Kewajiban untuk terus menambah pemahaman ilmu agama, utamanya karena dia bekal utama akhirat kita.
Kewajiban bekerja sebaik-baiknya, sebagai bukti tanggung jawab terhadap amanah ikhtiar di dunia.
Dan seterusnya.

Banyak banget, kan? 😭😭

Maka saya kadang suka heran kalau ada suami istri, hidup seatap, tapi kerjaannya berantem dan ribut setiap saat.

Ya percekcokan bisa terjadi karena banyak hal memang. Tapi maksud saya, Ya Allah, segitu sibuk dan padatnya tuntutan kehidupan, apa nggak sayang waktu yang harusnya produktif dipake buat ribut-ributan?

Kalau ada rasa keberatan, kelelahan, keinginan, itu disampaikan. Dikomunikasikan. Secara verbal ya, baik-baik. Nggak usah pake atraksi lempar piring segala. Apalagi banting-banting panci, ya Bu. Suaminya ngerti enggak, wajan penyok iya. Yang rugi? Kita-kita juga.

Lelah itu wajar dan manusiawi. Gapapa. Bilang aja, Bang Hayati lelah. Butuh istirahat. Selesai. Nggak perlu 'debus'. Nggak usah nge gas. Nggak perlu narik urat. Sayang tenaga.

Buat Bapak, perempuan itu memang makhluk kuat. Tapi, kalau istrinya bilang lelah, artinya dia memang lagi betul-betuuuul perlu istirahat. Betul-betul perlu ME TIME. Betul-betul perlu waktu untuk mengembalikan energinya agar tetap waras.

Mau kan anaknya dirawat sama perempuan yang sehat jiwa raga?

Jadi, belajarlah untuk sesekali (tiap kali mah bisi susah) memahami posisinya. Kalau isteri yang biasanya cerewet enerjik tiba-tiba habis tenaga dan hemat bicara, bisa jadi itu indikasi bahwa jiwanya butuh diselamatkan.

Bukan artinya nggak sayang, tapi daripada bicara terus mengundang percekcokan, pilihan terbaik adalah diam.

Eh di bumi ini ada loh, tipe isteri yang kalau protes dia lebih memilih tiba-tiba 'bungkam'. (Kamu salah satunya, Er? πŸ˜‚) (Maaf saya perempuan, bukan isteri). Bukan nggak sayang, tapi lelahnya lagi rawan mengundang keributan.

Kalau isteri pakbapak di rumah model begini, jangan dijauhin ya. Jika setelah ditanya dibujuk dirayu dipuji diberi hadiah masih diam, kasih dia me time. Mungkin dia sedang butuh waktu untuk merefleksikan dirinya. Menginsafi kekhilafannya. Atau sekadar menata kembali perasaannya.

Bukan nggak sayang. Mungkin dia sedang lupa dengan daftar 'kewajibannya'. Nanti kalau udah ingat, dia akan kembali ceria dan cerewet seperti biasanya.

Sabar ya :).

Comments

Popular posts from this blog

Hati-hati dengan (kriteria) Pria Turki !

Perempuan Indonesia di Mata Laki-laki Turki

MashaAllah ala Turki vs Indonesia

Lelaki Turki

Belajar Memahami Kamu