Iftar PHP

Di suatu siang yang terik..

"Erna, minggu depan kita iftar di luar yuk?" Nyess!! Ini judulnya ibarat lagi kepanasan terus disuruh nyemplung ke kolam air es.

Kamu nggak salah denger kan, Er? Enggak, kan?

Raut wajah saya berubah sumringah seketika. Bukan karena ada sinyal traktiran makan (walaupun ini juga jadi moodbooster sih, hehe), tapi karena.. akhirnya dosen saya puasa ><! Sontak saya langsung heboh sendiri. Menghujani beliau dengan doa-doa standar khas bulan Ramadan.

"Allah kabul etsin, Hocam!" (Semoga Allah menerima ibadahnya, Hocam) Seru saya excited, terharu mungkin lebih tepatnya.

Maklum saja. Di Turki, apalagi di Izmir, susah loh nyari OT yang mau bersusah-payah shaum di bulan puasa begini. Jadi wajar kalau ajakan buka bersama ini bikin saya senang bukan kepalang. Meskipun di satu sisi yang lain, entah kenapa saya merasa tiba-tiba kasihan sama beliau. Kalau penjaga kantin asrama yang masih muda aja kelihatan kaya mau pingsan setiap saat karena ikutan puasa Ramadhan, gimana dengan beliau?

"Allah size kuvvet versin.." (Semoga Allah karuniakan kekuatan) Tambah saya kemudian. Memilih mengucapkan doa ini diantara sekian doa yang bisa disampaikan, saking ibanya.

Eh tapi anehnya yang di-iba-i  justru malah menatap saya lebih iba. Dengan ekspresi merasa bersalah beliau bilang

"Ernacim, enggak enggak, saya nggak puasa kok."

Eh?
*mengernyitkan alis, bingung.

"Loh, bukannya tadi Hocam ngajak iftar bersama?" Tanya saya clueless, belum paham dengan situasi.

"Haha.. iya, kita iftar tapi saya nggak puasa,"
*speechless, cuma nyengir kuda.

"Tapi saya aminkan doa-doamu tadi, Erna. InshaAllah dikabulkan." Tambahnya inosen, yang saya jawab dengan anggukan pelan.

Ngajak buka bersama tapi nggak puasa? Duh kang Kabayan, ini yang polos dosennya atau mahasiswanya ya @.@?

From Ege with love,

Celoteh H4 Ramadan