Winter Melow
Masih ada 9 bulan sekian hari menuju going-for-good sih sebenarnya, tapi namanya juga #melow. Datang tak dijemput, pulang nggak pernah minta diantar. Bikin sedih aja, *sigh.
Lagi, masih ada hampir satu tahun lagi di Turki. Tapi karena waktu terus berjalan, dan entah kenapa rasa-rasanya kok makin cepat, it makes me kind of sad somehow. Mungkin postulat 'lain' pergolakan emosi manusia itu benar:
Kita akan merasa sesuatu begitu berharga disaat kita mulai kehilangannya. Jika pun tak cukup berharga, paling tidak kita akan merindukannya.
Saat terbirit diantara lolongan panjang anjing penjara asrama--yang ternyata itu hanya bahasa komunikasi antar sesamanya--mungkin aku akan rindu.
Boleh jadi aku mengutuk hawa dingin yang begitu keterlaluan diantara puluhan malam bulan Desember, besok lusa, mungkin aku akan begitu merindunya.
Tersungut-sungut di balik mantel yang teramat tebal, berat dan melelahkan. Tapi siapa tahu, kelak aku akan sangat rindu memakainya.
Mengutuki batang hidung yang memerah kedinginan atau tetiba berdarah tak karuan,
berjalan terburu-buru dengan kedua tangan tersembunyi dibalik saku,
menggosok telapak tangan yang linu membeku,
menghembus asap buatan di udara,
meredam gemeletuk gigi,
menghentak kaki dalam boot basah,
melipat payung yang tak kunjung kering,
terserak-serak meneriaki pengendara sedan..
Ah, sudahlah.
.
.
.
#keep count down and smile =)
Comments