$1000 murah kan?
"Hey Erna, did I show you my pics?"
Aku hanya menggeleng ringan seraya memiringkan sedikit badan ke arah Urva Shee. Memastikan ia menangkap maksud jawabanku. Sementara Olkar asik sendiri menikmati beberapa sendok terakhir corba-nya (sejenis apetizer bubur cair ala Turki). Siang itu yemekhane (sejenis rumah makan asrama) tidak terlalu ramai memang sehingga kami bisa mengobrol dengan leluasa tanpa banyak interupsi percakapan bahasa Turki dari meja-meja yang lain.
Sejurus kemudian Urva menunjukkan sesuatu di HP nya. Aaah.. ya. Aku pernah melihat gambar itu. Pantai tropis Mauritius. Persis seperti yang ia tunjukkan saat presentasi Sozlu Anlatim di kelas TOMER. Bagi Urva Mauritius adalah segala-galanya. The one and only. Negara terbaik dan ternyaman untuk ditinggali. Beberapa kali hoca (guru) kami pun bahkan menyatakan ketertarikannya untuk berkunjung ke negara Tropis di kawasan Afrika selatan itu. Termasuk aku. hehe..
Tentu saja ini bukan semata-mata karena alasan pantai tropis, karena Indonesia pun punya. Hanya saja aku tidak menyangka bahwa di belahan dunia sana masih ada negara yang (katanya Urva) semua orang dari agama berbeda benar-benar hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati satu sama lain. Negara yang dalam riwayatnya TIDAK PERNAH ada aksi demo/ protes apalagi aksi kudeta militer dan sejenisnya. Negara yang hampir seluruh masyarakatnya berbicara minimal 3 bahasa (Inggris, Prancis dan bahasa asli Mauritius)-- dan tambahan bahasa India untuk Urva, mengingat keluarga besarnya adalah ras India.
"You wanna come to my country rite? It has discount now for the ticket. This is the cheapest.." katanya mantap. Tiga gelas ayran (minuman terbuat dari yogurt cair bergaram) masih bertengger manis di bakinya. Sementara pikiranku melayang nakal memikirkan hal lain yang tidak seharusnya kupikirkan saat itu.
Di dunia ini ada ya orang bertahan hidup tanpa makan daging (vegetarian) seperti Urva. Sebegitu patuhnya dia pada ajaran Hindu yang dianutnya. Ya, tentu saja. Terlebih ia adalah keturunan kasta Brahman. Kukira kisah kasta-kasta an hanya ada dalam buku sejarah dan jelas tak pernah sedikit pun terbersit dalam benakku bahwa aku akan bertemu langsung dengan orang-orang yang hidupnya pernah terkisah dalam sejarah seperti Urva.
"You know guys I drink so much milk and yogurt coz its only our protein source" katanya membuyarkan lamunanku. Sesaat aku dan Olkar saling pandang, tersenyum kaku. Malu.
So, how much the ticket is?" tanyaku berusaha kembali fokus pada pertanyaan Urva.
"Well, it's just one thousand dollars. It's really cheap.." jawabnya santai yang entah mengapa justru jawaban ini menghasilkan tanggapan berbeda dariku. Aku terpaku seraya memandang wajah Urva dengan nanar.
Kau benar Urva. Sangat murah.. cuma $1000 T_T #garuk meja makan
Comments