Tengkyu, Abang
Percakapan dalam angkot. 'TASIUN TASIUN.. A, A, tasiun hayuk A!" Sepuluh menit menuju jam sembilan malam. Saya duduk gelisah. Angkot yang sejak tadi ditumpangi tak kunjung berjalan. Alih-alih maju, eeh.. malah mundur lagi. Gas rem gas rem, ujung-ujungnya ngetem. 'Bang masih lama ya?' pertanyaan yang paling disebelin sopir angkot. 'Ya, gapapa Neng, turun aja.' Dengan senang hati saya keluar dari angkot ijo muda. Ya ngapain juga nunggu lama-lama untuk sesuatu yang nggak jelas kan? Mending turun. Toh banyak juga angkot yang dari tadi lalu lalang tanpa ngetem. Dua puluh meter saya berjalan dan menunggu angkot lain lewat. Lima detik, sepuluh, tiga puluh, satu menit, tiga menit. Ini angkot pada kemana ya? Angkot yang beberapa saat lalu saya campakkan tampak mulai penuh. Hanya hitungan detik angkot itu melesat maju menuju tempat saya berdiri. Waduh, gimana nih? Naik nggak ya? Tengsin :{. Tapi kalau nggak naik, nanti lama lagi datengnya. Serba salah.