Rasanya itu $%*&^%%#!


Antalya, 20.03.17

"Excuse me !" sapa sebuah suara. Saya yakin banget kalau lelaki gundul berkaca mata hitam itu menunjuk saya. Bersetel kaos oblong hitam dengan celana selulut berwarna senada, perut menonjol keluar, gaya perlente. Setipe-tipe turis yang sering berlalu lalang di zona wisata Turki. Di sebelahnya, seorang perempuan agak muda dengan dress gelap pendek bergelayut manja. Sesekali tertawa menampakkan gigi putihnya yang, harus saya akui sangat rapi. Tetapi bukan di situ letak masalahnya.

Saya masih termangu di tempat ketika si lelaki maju beberapa langkah dan menyerahkan hapenya.

"Take photo? Okey?" mengisyaratkan tiga jari di udara.

"Ah, oh, emh.." gelagap saya bingung sembari menerima iPhone yang layarnya tampak masih mengkilap. Dikira turis Eropa, orang lokal toh. Kirain tadi mau tanya arah lokasi wisata apa gitu, ternyata minta foto. Nasib melancong dan terpisah dari rombongan ya begini nih; disasar jadi tukang foto dadakan. Saya pikir ya sudah lah, menolong dan menyenangkan orang lain kan nggak ada salahnya, dapat pahala. Tapi tampaknya pepatah 'air susu dibalas air tuba' itu memang benar adanya! Saya baru akan mengatur fokus kamera ketika kemudian lelaki buncit itu berujar

"Steal my phone, I catch you!" selorohnya, diiringi suara tawa terbahak ke udara. Perlu beberapa detik untuk saya mengerti maksud perkataannya.

Oh man.. Did you really just ask for my help?!
What do you think of me, heh? A pickpocket refugee?? Shame on you!
And what's so great about iPhone when your attitude is such a mess, heh?! And your English.. 
My goodness..

.


"Vid, orang Antalya emang pada nyebelin kayak gitu, ya?" 😀 *guide saya deh yang jadi sasaran

Buat yang sering nanya-nanya perilaku buruk orang Turki, itu tuh salah sekian watak aslinya. Arogan, sok tahu, sok iye, close minded, norak! Jangan tanya soal nggak-tahu-terima-kasih.



Sumber: google


Deuuh.. benar-benar merusak mood liburan nih makhluk atu. Pecicilan. Dasar oknum >< !

.

Di depan perahu turis, mereka bersiap pose. Sementara si lelaki masih tertawa dengan lelucon yang dia anggap lucu. Dengan bangga, dijelaskannya apa yang baru saja dia sumpahkan kepada saya tadi. Well, dan dua-duanya mentertawakan saya sekarang. Dipikir saya nggak ngerti bahasa Turki apa.

Duh emak.. kalau nggak sambil istigfar tea mah, udah saya lemparin ini iPhone ke laut di belakang mereka. Paling banter lelakinya nangis bombay alay kehilangan hape. Bodo amat handphone-nya udah beres kredit apa belum πŸ˜‚. Atau perlu saya banting ke jalanan aspal, injek yang kenceng, terus tinggal lari? Penasaran kira-kira dia berani ngejar atau enggak ya. Mau ngajak perempuan berantem? Orang asing pula? Fine, segitu doang berarti mentalnya!

*tarik napas dalam-dalam*

Fyuuh..

Pepatah bilang, Er, orang bodoh akan selamanya bodoh (*eh!), kebodohan jangan dibalas dengan kebodohan.

*tarik napas lagi*

Fyuuh..

"Hazir misiniz?" (Are you ready?) si perempuan menyikut lelaki gundul di sebelahnya. Sepasang sejoli hitam itu kini melirik saya tak percaya, berhenti tertawa.
"Turkce konusuyorum ben. Bana Ingilizce konusmaniza gerek yok." (I am speaking Turkish. You don't have to speak English to me.)
"Bir, iki, uc, cekiyorum.." (one, two, three, I am taking..)
.
.

Pelajaran hari ini,

Tidak selalu kebaikan dibalas dengan kebaikan, it's life.

.
.

Kalau ada di posisi saya, kira-kira apa yang bakal kamu lakukan πŸ˜€?



p.s: tidak semua orang Turki menyebalkan

Comments

Popular posts from this blog

Hati-hati dengan (kriteria) Pria Turki !

Perempuan Indonesia di Mata Laki-laki Turki

MashaAllah ala Turki vs Indonesia

Lelaki Turki

Belajar Memahami Kamu