Posts

Showing posts from December, 2015

Refleksi Akhir Tahun 2015

Image
MashaAllah.. Tidak terasa ya sudah tiba di penghujung tahun 2015. Alhamdulillah. Sebenarnya adalah bukan kebiasaan saya menuliskan evaluasi akhir tahun secara terbuka seperti di blog. Tapi, saya merasa bahwa tahun ini memang begitu spesial terutama karena untuk pertama kalinya saya menghabiskan waktu satu tahun penuh di Turki ! Satu hal yang tidak pernah terduga akan terjadi dalam lembaran hidup saya. Vakit ne kadar cabuk geciyor ki . Cepat sekali waktu berlalu. Agaknya baru kemarin semua terjadi. Masih segar dalam ingatan saat 'berseteru' berebut trolley dengan gadis-gadis Afgan di masa kepindahan asrama, ber-itikaf ala abal-abal di mushola dorm sementara, menenangkan Mazuin yang kucingnya dibuang oleh Belediye, berlomba-lomba mengambil sepotong semangka atau melon dingin di yemekhane saat musim panas tiba, atau bahkan memanjat pohon berdaun lebar di samping idare demi tiga butir buah tin segar. Aah.. what a memories ! Membolak-balik [re: men-scroll] diari, ternyata begitu

Nasrettin Hoca, Abunawas ala Turki

Image
Suatu hari Hodja dan anaknya pergi ke pasar untuk menjual seekor keledai. Hodja lalu membiarkan anaknya naik keledai sementara ia berjalan kaki. Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan seorang kakek yang lalu berkata "Beginilah anak muda zaman sekarang, tidak bisa menghormati orang tua. Bagaimana bisa dia naik keledai dan membuat ayahnya yang malang berjalan?!" Merasa malu, Anak lelaki itu pun memaksa ayahnya untuk menaiki keledai sementara ia berjalan. Beberapa saat kemudian mereka bertemu dengan seorang ibu yang menggendong anaknya. "Oh, Lihatlah! Kasihan sekali anak kecil itu harus berjalan sementara ayahnya mengendarai keledai." Mendengar itu, Hodja pun turun dan keduanya memutuskan untuk berjalan. Tiba di jalanan yang sedikit menurun, sekelompok lelaki yang duduk-duduk mentertawakan tingkah mereka. "Lihatlah orang-orang bodoh itu. Ada keledai, tapi keduanya malah berjalan di bawah terik matahari!" Tidak tahan, akhirnya mereka menaiki ke

[Review Novel]: A Thousand Splendid Suns

Image
Judul buku : A Thousand Splendid Suns Pengarang : Khaled Hosseini Tahun terbit : 2007 Jumlah halaman : 402 hlm Main casts : Maryam, Laila, Rasheed, Tariq, Jalil, Nana, Aziza, Zalmai, Muiz Faizullah www.amazon.co.uk Sinopsis [Warning!! Spoiler detected] Sebelum mulai membaca, saya coba menebak-nebak maksud dari cover novel yang tertera di gambar (kebetulan cetakan versi ini yang ada). Kira-kira isinya tentang apa ya? Kenapa gambarnya harus seorang perempuan dengan sandal yang tampak kebesaran? Highheels pula. Kan susah pakai hak tinggi di jalanan model begitu. Atau mungkin buku ini menceritakan tentang perjalanan dan perjuangan hidup seorang perempuan? Kenapa judulnya harus ribuan matahari? Sebegitu lamakah waktu perjalanan hingga menghabiskan puluhan tahun? Menghabiskan ribuan siklus matahari.. -- One could not count the moons that shimmer on the roofs, or the thousand splendid suns that hide behind her walls__ "Jangan pergi dariku Maryam,

Winter Melow

Image
Masih ada 9 bulan sekian hari menuju going-for-good sih sebenarnya, tapi namanya juga #melow. Datang tak dijemput, pulang nggak pernah minta diantar. Bikin sedih aja, * sigh . Lagi, masih ada hampir satu tahun lagi di Turki. Tapi karena waktu terus berjalan, dan entah kenapa rasa-rasanya kok makin cepat, it makes me kind of sad somehow. Mungkin postulat 'lain' pergolakan emosi manusia itu benar: Kita akan merasa sesuatu begitu berharga disaat kita mulai kehilangannya. Jika pun tak cukup berharga, paling tidak kita akan merindukannya. Saat terbirit diantara lolongan panjang anjing penjara asrama--yang ternyata itu hanya bahasa komunikasi antar sesamanya--mungkin aku akan rindu. Boleh jadi aku mengutuk hawa dingin yang begitu keterlaluan diantara puluhan malam bulan Desember, besok lusa, mungkin aku akan begitu merindunya. Tersungut-sungut di balik mantel yang teramat tebal, berat dan melelahkan. Tapi siapa tahu, kelak aku akan sangat rindu memakainya.   Mengutuki

Sepatu Baper

Image
"Ca nim, isin var mi saat 2 gibi? Benimle adliye sarayi'na gelir misin?" "Eh, kamu ada urusan nggak jam 2an? Mau temenin ke pengadilan?" . Susah banget pergi kemana-mana tanpa teman, adalah penyakit akut kedua saya setelah kesasar. Untung ada Zhale, teman satu departemen dari Irak. Pas sekali hari ini doi nggak ada kuliah, jadi leluasa pergi keluar bersama miss nyasar satu ini. Lebih beruntung lagi karena dia lebih jago berbahasa Turki dari saya. Hehe. Cas cis cus cuap-cuap, singkat cerita selesai lah urusan kami di gedung kriminal itu.  Jam 4 sore. Adzan ashar sudah bergaung sejak satu jam lalu. Saya dan Zhale memutuskan untuk mengambil jalur pulang ke arah Konak. Sekalian shalat, khawatir kehabisan waktu mengingat jarak menuju maghrib juga hanya berselang satu jam.  " Kac dakika kaldi? Berapa menit lagi?" tanya saya penasaran, masih merapikan jaket selepas wudhu. " Gel, yirmi dakika hala var. Ayo, masih ada 20 menit"